Politik negara Malaysia yang stabil di bawah Kerajaan Perpaduan serta dasar ekonomi yang jelas telah berhasil menarik pelaburan asing ke negara ini dan memberikan peluang pekerjaan kepada rakyat. Perdana Menteri, Datuk Seri Anwar Ibrahim, menyatakan hal ini dengan contoh beberapa pelaburan asing baru, seperti Tesla yang berencana membuka ibu pejabat rantau ini di Cyberjaya.
Beliau juga menyebutkan mengenai kesepakatan dengan syarikat automotif China, Zhejiang Geely Holding Group Co Ltd, yang setuju untuk menjadikan Tanjung Malim di Perak sebagai kota pembangunan Lembah Teknologi Tinggi Automotif (AHTV) Asia Tenggara untuk ekspor ke luar negeri. Dalam kesepakatan ini, mereka akan melabur sebanyak RM10 bilion.
Ceramah Jelajah Perpaduan MADANI yang diadakan di Kampung Melayu, George Town, malam tadi turut dihadiri oleh Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, yang juga Pengerusi Barisan Nasional, Setiausaha Agung UMNO, Datuk Dr Asyraf Wajdi Dusuki, dan Pengerusi DAP Kebangsaan, Lim Guan Eng.
Anwar juga menafikan bahwa pelaburan oleh Infineon Technologies AG, penyedia penyelesaian semikonduktor dari Jerman, yang dibawa ke Kulim, Kedah oleh Menteri Besar Kedah, Datuk Seri Muhammad Sanusi Md Nor, adalah usaha Kerajaan Persekutuan. Anwar menyatakan bahwa Infineon menghubungi dirinya dan Menteri Pelaburan, Perdagangan dan Industri, Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz, untuk membicarakan keinginan mereka untuk melabur di Taman Teknologi Tinggi Kulim.
Ini adalah projek dari Kerajaan Persekutuan. Infineon belum memutuskan untuk melabur di Malaysia, tetapi mereka menanyakan tentang stabilitas politik negara. Anwar memberikan jawaban positif bahwa negara ini stabil dan akan tetap stabil selama lima tahun ke depan hingga pemilihan raya yang akan datang.
Infineon baru-baru ini memutuskan untuk melabur di Malaysia sebesar EUR5 bilion. Anwar menekankan bahwa Menteri Besar Kedah seharusnya melihat pernyataan resmi yang mengonfirmasi keputusan itu, dan menyatakan bahwa kesalahan politik adalah alasan Menteri Besar Kedah mengklaim bahwa dia telah menyebabkan pelaburan tersebut.
Sumber: Bernama