Perikatan Nasional (PN) berkomitmen untuk meninjau semula Pelan Induk Pengangkutan Pulau Pinang (PTMP) yang telah lama terhenti dan melaksanakan Transit Aliran Autonomi (ART). Ini merupakan bagian dari manifesto PN untuk Pulau Pinang yang diumumkan hari ini oleh wakil ketua gabungan tersebut, Dominic Lau.
PTMP telah dimulai selama pemerintahan Lim Guan Eng dan akhirnya diteruskan selama pemerintahan Chow Kon Yeow. Namun, menjelang 2020, pemerintah federasi di bawah Muhyiddin Yassin telah memangkas pendanaan untuk proyek tersebut, memaksa pemerintah negara mencari cara lain untuk membiayai biaya RM46 bilion untuk proyek tersebut. Proyek ini melibatkan dua jalan raya, satu proyek transit aliran ringan (LRT), dan satu proyek pulau buatan.
Pada tahun 2018, pemerintah Pulau Pinang menyatakan sedang mempertimbangkan sistem kereta api tanpa landasan, tetapi tidak berkomitmen terhadap proyek tersebut. Lau tidak menguraikan janji-janji lain selama pidatonya.
Manifesto PN untuk Pulau Pinang termasuk berbagai pemberian uang tunai, antara lain:
– RM1,000 bagi pengemudi e-hailing dan taksi yang “layak”.
– RM1,500 untuk biaya pemakaman.
– RM1,200 untuk mahasiswa baru yang mendaftar program sarjana muda.
– RM500 untuk siswa yang mendaftar di Tingkat Enam atau matrikulasi.
– Tunjangan bulanan RM250 bagi pengendara beca.
Sementara itu, PN juga berjanji untuk menyediakan aplikasi telepon pintar yang memungkinkan pemilih memantau kinerja wakil rakyat mereka. Mengenai isu perumahan, PN berjanji untuk menyediakan skema kepemilikan rumah seharga RM100,000 dan di bawahnya bagi individu yang “layak”. Mengenai isu lingkungan, PN berjanji untuk menanam 1 juta pohon.
Lau mengatakan pemerintahan PN Pulau Pinang akan memastikan bahwa kebijakan pemerintah negara fokus pada kesejahteraan rakyat dan janji mereka tidak bersifat populis.
“Era rezim DAP di Pulau Pinang perlu diakhiri. Persaingan dalam DAP tidak memberikan manfaat bagi rakyat Pulau Pinang. Sudah saatnya untuk memiliki pemerintahan negara yang lebih baik,” katanya.
TAMAT.